nusakini.com--Ketua IKA Fisip Unhas, Andi Fahsar Padjalangi mengungkapkan reuni akbar alumni 2016 jadi momentum strategis terkait visi Unhas yang ingin bersang di pentas internasional. "Semuanya harus diawali dengan adanya ikatan yang kuat antara alumni dengan almamater," ujar Fahsar di Makassar, Sabtu (10/9). 

Fahsar yang juga Bupati Bone ini menambahkan sudah saatnya para alumni memegang peranan penting dalam pengembangan Unhas sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia.

Hal senada dikatakan Syamsu Rizal, Ketua Harian IKA Fisip Unhas. Menurut Wakil Walikota Makassar ini, alumni dan almamater sama-sama punya potensi yang bila disatukan bakal jadi kekuatan utama Unhas. "Banyak alumni Unhas yang memegang jabatan penting di pemerintahan, jadi pengusaha, politikus atau profesional. Mereka ini bukannya tidak peduli lagi dengan almamater. Ini semata kurangnya jalinan komunikasi saja," papar Daeng Ical, sapaan akrabnya.

• Andi Amran Beri Beasiswa bagi Maba Yatim Piatu dan Kurang Mampu 23 Orang
• Sukriansyah S. Latief Minta Donna Setiabudi Persiapkan Pembentukan IKA Unhas
• Ketua Harian IKA Unhas Sukriansyah S Latief Pasangkan Jaket Alumni ke Wakil Ketua MA dan Tokoh Alumni Unhas Lainnya
• Ketum PB IKAMI Sulsel, Sosok Andi Amran Sulaiman Inspirasi Mahasiswa Indonesia
• Mantan Wapres JK Resmi Serahkan Kepemimpinan IKA Unhas ke AAS

Sementara itu, sesepuh Fisip Unhas, Anwar Arifin mengungkapkan sudah saatnya merekatkan kembali alumni dengan almamater. "Mari kita bersatu untuk melahirkan lebih banyak alumni yang bisa berperan penting di masyarakat," kata guru besar Unhas ini.

Mantan anggota DPR RI ini menambahkan, kualitas sebuah universitas bisa diukur dari seberapa besar peran para alumninya ditengah masyarakat. "Alumni Fisip misalnya. Sudah seharusnya mereka memegang jabatan politik sesuai dengan ilmunya," tegas Anwar.

Salah satu alumni Fisip Unhas, Hamka Latif menyambut baik tekad penyatuan alumni dengan kampus. "Sebagai alumni, kami tentu merasa berkewajiban meningkatkan dan menjaga nama baik Unhas," tutup Hamka yang juga praktisi pariwisata dan hubungan internasional ini. (ab)